Aku Baik-Baik Saja
Tuhan, izinkan aku berteriak atas kelukaan ini. Bukan tak mau menerima, hanya saja mengapa bagaikan uji? Salahkah jika aku menutup mata? Berlenggang, berlalri sejauh mungkin? Hingga jejak kaki tak lagi dapat ditemukan oleh siapa pun.
Jika jatuhnya air mata dapat membasuh luka, pasti akan kuderaskan alirannya laksana hujan yang mengguyur bumi. Seringkali, ia hanya menjadi peredam rasa, atas emosi memuncak yang mencoba dikekang, disembunyikan, dan pura-pura tak terjadi apa-apa.
Seringkali, ia sudah tidak berarti lagi untuk dipedulikan, oleh hati yang tertutup dan terkunci. Bosan! Muak! Hilang iba, dan sekumpulan rasa enggan.
Apa yang harus diperbuat, agar semua benar-benar baik-baik saja. Apa yang harus dilakukan, demi menahan kembali luruhnya tetesan bening di pipi. Tidakkah itu hal wajar? Sewajar rasa perih yang terasa lagi. Yang datang bagai menghujani.
Jakarta, 26 Oktober 2023
>> Zinnia Monica <<
Komentar
Posting Komentar